3) Cigadung Creative Belt
Cigadung Creative Belt merupakan sebuah inisiatif Cipta Ruang (placemaking) yang mulai digagas sejak tahun 2018 sebagai upaya menghadirkan koridor kreatif yang hidup, berkarakter, dan berkelanjutan di kawasan Cigadung, Kota Bandung. Program ini lahir dari kesadaran bahwa Cigadung memiliki potensi besar sebagai kantong ekonomi kreatif yang kaya akan sejarah, warisan budaya, dan komunitas kreator yang aktif, namun masih membutuhkan ruang bersama yang mampu menghubungkan titik-titik kreativitas tersebut dalam satu kesatuan narasi kawasan.
Melalui Cigadung Creative Belt, berbagai destinasi kreatif dan wisata edukasi di kawasan ini mulai diaktivasi secara terintegrasi. Pabrik C59, sebagai ikon industri kreatif fashion Bandung, menjadi salah satu simpul utama yang memperlihatkan bagaimana karya dan produk lokal dapat tumbuh melalui inovasi dan kolaborasi lintas generasi. Batik Komar menghadirkan kekayaan tradisi batik Nusantara dalam pendekatan kontemporer, membuka ruang bagi wisatawan maupun pelajar untuk memahami nilai filosofis dan proses kreatif batik khas Bandung.
Di sisi lain, Minen Leather memperkuat citra kawasan sebagai pusat craftsmanship dengan produk-produk kulit berkualitas tinggi yang lahir dari tangan para perajin setempat. Studio Rosid menjadi ruang seni yang tidak hanya memamerkan karya, tetapi juga merawat semangat keberagaman artistik melalui diskusi, pameran, dan residensi. Sementara itu, Urbane, sebuah studio arsitektur dan urbanisme kelas dunia yang berakar di Bandung, menjadi simpul intelektual yang memberikan wawasan tentang pembangunan kota yang berkelanjutan dan berorientasi pada manusia.
Kolaborasi antar-lokasi tersebut membentuk sebuah creative belt: jalur yang menghubungkan berbagai pengalaman ruang, budaya, seni, dan kreativitas dalam satu perjalanan yang utuh. Inisiatif ini tidak hanya menghidupkan kembali kawasan Cigadung sebagai destinasi wisata kreatif, tetapi juga memperkuat identitasnya sebagai ruang publik yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing. Inisiatif ini adalah contoh nyata bagaimana placemaking mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memperkaya pengalaman kota, dan membangun hubungan yang lebih kuat antara masyarakat, pelaku kreatif, dan ruang yang mereka tinggali.






***
2) Cijaringao Placemaking
Cijaringao Placemaking adalah sebuah inisiatif Cipta Ruang yang mulai digagas sejak tahun 2017 sebagai upaya menghidupkan kembali potensi wisata, budaya, dan kreativitas masyarakat di Kampung Cijaringao, Desa Cimenyan, Kabupaten Bandung. Berada di kawasan perbukitan yang asri, Cijaringao menyimpan kekayaan tradisi, kearifan lokal, dan keramahtamahan warga yang selama ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Melalui pendekatan placemaking, program ini berusaha memperkuat identitas kampung sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui aktivasi ruang-ruang publik yang inklusif dan berkelanjutan.
Sejak awal, Cijaringao Placemaking mendorong kolaborasi erat antara warga, komunitas kreatif, serta berbagai mitra yang peduli pada pengembangan desa wisata. Beragam program dirancang untuk membuka ruang belajar dan berkarya bagi masyarakat, mulai dari workshop dan pendampingan yang memperkuat kapasitas pelaku lokal dalam bidang kerajinan, kuliner, pengelolaan wisata, hingga pengembangan produk kreatif yang berciri khas kampung.
Salah satu wujud nyata program ini adalah Pasar Kuliner Warga, sebuah ruang temu yang menghadirkan cita rasa dapur rumahan khas Cijaringao sambil mendorong ekonomi keluarga. Pasar ini menjadi magnet bagi wisatawan untuk merasakan langsung keramahan dan kreativitas warga melalui hidangan-hidangan lokal yang autentik.
Tidak hanya itu, Cijaringao Placemaking turut menghadirkan Konser Musik Kampung, sebuah panggung sederhana namun penuh makna yang menampilkan talenta lokal dan mengundang partisipasi komunitas seni. Konser ini bukan sekadar hiburan, melainkan simbol kebersamaan—ruang di mana warga, pengunjung, dan seniman dapat merayakan keberagaman budaya dan kebahagiaan dalam kebersamaan.
Melalui berbagai inisiatif ini, Cijaringao Placemaking telah menjelma menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan cipta ruang dapat memperkuat identitas lokal, menghubungkan masyarakat dengan potensi kawasannya, dan menghadirkan pengalaman wisata yang autentik serta berdampak. Sejak 2017 hingga kini, program ini terus tumbuh sebagai gerakan yang memuliakan ruang dan manusia, membawa Kampung Cijaringao ke dalam peta destinasi kreatif dan berkelanjutan di Kabupaten Bandung. Kini inisiatif ini telah dikelola secara profesional dan kawasan ini berubah nama menjadi Udjo Ecoland.










***
1) Taman Foto Bandung
Taman Foto Bandung adalah sebuah inisiatif Cipta Ruang (placemaking) yang mulai digagas sejak tahun 2013 sebagai upaya menghidupkan kembali ruang publik taman di kawasan Jalan Anggrek, Bandung melalui aktivitas seni, khususnya fotografi. Terletak di tengah lingkungan permukiman dan dikelilingi jalur aktivitas warga, taman ini dipilih sebagai ruang temu terbuka yang mampu menampung kreativitas, edukasi, dan interaksi sosial secara inklusif.
Sejak awal pengembangannya, Taman Foto Bandung dibayangkan bukan sekadar taman kota, tetapi sebuah laboratorium publik tempat siapa pun dapat belajar, bereksplorasi, dan mengekspresikan diri melalui seni visual. Melalui pendekatan placemaking, taman ini diaktivasi dengan berbagai program yang dirancang untuk memperkuat karakter kawasan sekaligus menumbuhkan komunitas kreatif yang berkelanjutan.
Beragam kegiatan berbasis fotografi hadir secara rutin, mulai dari kelas dan workshop foto yang terbuka bagi pemula hingga fotografer muda, menghadirkan mentor yang berpengalaman dan memfasilitasi sesi praktik langsung di ruang terbuka. Basar fotografi turut digelar sebagai ruang ekonomi kreatif, memungkinkan pelaku lokal memamerkan dan menjual karya, peralatan, serta produk kreatif lain yang berhubungan dengan dunia fotografi.
Selain itu, pameran fotografi di ruang publik menjadi salah satu program unggulan, mengubah taman kota menjadi galeri terbuka yang dapat dinikmati masyarakat luas. Pameran ini menghadirkan tema-tema yang dekat dengan kehidupan perkotaan, lingkungan, dan budaya visual Bandung. Tidak kalah unik, hadir pula Musik Fotografi, sebuah aktivitas kolaboratif yang mempertemukan elemen musik dan visual, menciptakan pengalaman artistik yang hangat, interaktif, dan mendorong partisipasi warga.
Melalui rangkaian inisiatif tersebut, Taman Foto Bandung telah berkembang menjadi salah satu contoh keberhasilan transformasi ruang publik berbasis komunitas. harapannya, taman ini tidak hanya menjadi titik kumpul para fotografer, tetapi juga ruang belajar bersama yang memperkuat interaksi sosial, memperkaya ekosistem kreatif kota, dan memberikan inspirasi bagaimana ruang-ruang kota dapat dihidupkan melalui seni dan kolaborasi.







Copyright (c) by Ruang Kolaborasa
All right reserved. No part of this designs & pictures may be reproduced in any form or by any means, electronic or mechanical including photocopy, recording or any another information storage and retrieval system, without prior permission in writing from Ruang Kolaborasa.

